Sejarah Desa Pilangsari
Kec. Jatitujuh Majalengka
Pada abad XVII di tahun 1742 sosok pemuda Maulana Surantaka putra Maulana Matang Aji dari kawasan Cirebon datang menemui buyut Merat untuk mengabdi. Rutinitas pekerjaannya yakni babak-babak (membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan) di kawasan Kubang Kawih, tempat itu dahulu dijuluki Laesan pura. Laesan berarti tempat mengikat kuda dan Pura artinya hutan belantara.
Dalam suatu masa Maulana Surantaka hendak seba bakti kepada ayahnya Maulana Matang Aji di Cirebon didampingi buyut Merat sambil membawa buah tangan yakni jamur yang diperoleh dari sawahnya yang tumbuh pada pohon pilang yang telah mati, rupanya Maulana Matang Aji merasa tertarik dengan kelejatan jamur tadi. Sehingga ketika anaknya dan buyut Merat pulang beliau menyampaikan pesan singkat agar kelak tempat tumbuhnya jamur tadi diberi nama Pilangsari.
Pada mulanya Maulana Surantaka pembantu buyut Merat namun akhirnya menjadi menantunya, tahun 1892 buyut Merat wafat dan selang beberpa tahun kemudian istrinyapun menyusul, keduanya dimakamkan di blok Kubang kawih, sehingga perjuangan mereka dilanjutkan oleh Maulana Surantaka. Buyut merat di kenal dengan nama buyut Rebo sedangkan Maulana Surantaka di juluki buyut Calo atau buyut Gempol, selanjutnya buyut Calo/ Gempol di karuniai 2 orang anak, yang sulung seorang perempuan di kenal dengan nama nini Kengken sedangkan adiknya laki-laki diberi nama aki Dangdang yang selanjutnya aki Dangdang memiliki keturunan bernama buyut Naoe ( baca: Nau ).
Dari masa ke masa penghuni kawasan Kubang kawih kian bertambah penduduknya sehingga diwarsa 1842 menjadi sebuah desa dinamakan desa Pilangsari dimana kuwu pertamanya ialah bapak Wasra alias bapak Muria yang memerintah tahun 1842 sampai dengan 1854, Pilangsari bentukan dari kata “ Pilang dan Sari “ kata Pilang di ambil dari nama pohon Pilang tempat tumbuhnya jamur dan Sari artinya enak, lezat serta gurih mengandung sari. Ketika masa pemerintahan kuwu Asmad makam buyut Rebo dan istrinya di relokasi semula di blok Kubang kawih di pindahkan ke tengah desa Pilangsari yakni dusun jum`at sekarang.
Demikianlah selayang pandang sejarah desa Pilangsari yang diangkat dari cerita tutur tinular para tokoh yang peduli terhadap Pilangsari yang tergabung dalam TIM POKJA 25 di ketuai bapak H.Turohman sebagai mantan kepala desa Pilangsari.
DAFTAR NAMA-NAMA KEPALA DESA PILANGSARI
No
|
Nama-nama Kades Pilngsari
|
Tahun jabatan
|
Keterangan
|
1
|
Bapak. Wasra/Muria
|
1842-1854
|
Pada tahun 1983-1984 dijabat oleh Bapak Edi karsadi dari sekertaris Desa
|
2
|
Bapak. Sardam
|
1854-1868
|
Pada tahun 1992-1993 dijabat oleh Bapk Udin sobandi dari staf Kecamatan
|
3
|
Bapak. Mastar
|
1868-1881
| |
4
|
Bapak. Tahal
|
1881-1892
| |
5
|
Bapak. Dulah djayakaria
|
1892-1907
| |
6
|
Bapak. Dukat
|
1907-1919
| |
7
|
Bapak. Dulgani
|
1919-1925
| |
8
|
Bapak. Sawinem
|
1925-1933
| |
9
|
Bapak. Takrim
|
1933-1936
| |
10
|
Bapak. Asmad
|
1936-1945
| |
11
|
Bapak. Tambra
|
1945-1955
| |
12
|
Bapak. Ebed marbad
|
1955-1960
| |
13
|
Bapak. Tarmid
|
1960-1965
| |
14
|
Bapak. Abdul patah
|
1965-1983
| |
15
|
Bapak. H. Kustari
|
1984-1992
| |
16
|
Bapak. Hasan sugiana
|
1992-2001
| |
17
|
Bapak. H. Turohman
|
2001-2011
| |
18
|
Bapak. Supria
|
2011-2017
| |
19
|
Bapak. H. Didi Tarmadi
|
2017 s/d sekarang
| |
No comments:
Post a Comment