Wednesday 8 October 2014

Sejarah Desa Pilangsari



Sejarah Desa Pilangsari
Kec. Jatitujuh Majalengka

Pada abad  XVII di tahun 1742 sosok pemuda Maulana Surantaka putra Maulana Matang Aji dari kawasan Cirebon datang menemui buyut Merat untuk mengabdi. Rutinitas pekerjaannya yakni babak-babak (membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan) di kawasan Kubang Kawih, tempat itu dahulu dijuluki Laesan pura. Laesan berarti tempat mengikat kuda dan Pura artinya hutan belantara.
Dalam suatu masa Maulana Surantaka hendak seba bakti kepada ayahnya Maulana Matang Aji di Cirebon didampingi buyut Merat sambil membawa buah tangan yakni jamur yang diperoleh dari sawahnya yang tumbuh pada pohon pilang yang telah mati, rupanya Maulana Matang Aji merasa tertarik dengan kelejatan jamur tadi. Sehingga ketika anaknya dan buyut Merat pulang beliau menyampaikan pesan singkat agar kelak tempat tumbuhnya jamur tadi diberi nama Pilangsari.
Pada mulanya Maulana Surantaka pembantu buyut Merat namun akhirnya menjadi menantunya, tahun 1892 buyut Merat wafat dan selang beberpa tahun kemudian istrinyapun menyusul, keduanya dimakamkan di blok Kubang kawih, sehingga perjuangan mereka dilanjutkan oleh Maulana Surantaka. Buyut merat di kenal dengan nama buyut Rebo sedangkan Maulana Surantaka di juluki buyut Calo atau buyut Gempol, selanjutnya buyut Calo/ Gempol di karuniai 2 orang anak, yang sulung seorang perempuan di kenal dengan nama nini Kengken sedangkan adiknya laki-laki diberi nama aki Dangdang yang selanjutnya aki Dangdang memiliki keturunan bernama buyut Naoe ( baca: Nau ).
Dari masa ke masa penghuni kawasan Kubang kawih kian bertambah penduduknya sehingga diwarsa 1842 menjadi sebuah desa dinamakan desa Pilangsari dimana kuwu pertamanya ialah bapak Wasra alias bapak Muria yang memerintah tahun 1842 sampai dengan 1854, Pilangsari bentukan dari kata “ Pilang dan Sari “ kata Pilang di ambil dari nama pohon Pilang tempat tumbuhnya jamur dan Sari artinya enak, lezat serta gurih mengandung sari. Ketika masa pemerintahan kuwu Asmad makam buyut Rebo dan istrinya di relokasi semula di blok Kubang kawih di pindahkan ke tengah desa Pilangsari yakni dusun jum`at sekarang.
Demikianlah selayang pandang sejarah desa Pilangsari yang diangkat dari cerita tutur tinular para tokoh yang peduli terhadap Pilangsari yang tergabung dalam TIM POKJA 25 di ketuai bapak H.Turohman sebagai mantan kepala desa Pilangsari.

DAFTAR NAMA-NAMA KEPALA DESA PILANGSARI
No
Nama-nama Kades Pilngsari
Tahun jabatan
Keterangan
1
Bapak. Wasra/Muria
1842-1854
Pada tahun 1983-1984 dijabat oleh Bapak Edi karsadi dari sekertaris Desa
2
Bapak. Sardam
1854-1868
Pada tahun 1992-1993 dijabat oleh Bapk Udin sobandi dari staf Kecamatan
3
Bapak. Mastar
1868-1881

4
Bapak. Tahal
1881-1892

5
Bapak. Dulah djayakaria
1892-1907

6
Bapak. Dukat
1907-1919

7
Bapak. Dulgani
1919-1925

8
Bapak. Sawinem
1925-1933

9
Bapak. Takrim
1933-1936

10
Bapak. Asmad
1936-1945

11
Bapak. Tambra
1945-1955

12
Bapak. Ebed marbad
1955-1960

13
Bapak. Tarmid
1960-1965

14
Bapak. Abdul patah
1965-1983

15
Bapak. H. Kustari
1984-1992

16
Bapak. Hasan sugiana
1992-2001

17
Bapak. H. Turohman
2001-2011

18
Bapak. Supria
2011-2017

19
Bapak. H. Didi Tarmadi
2017 s/d sekarang





Keamanan Dan Keselamatan Penerbangan